PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI- NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Modul ini mengajak para guru penggerak untuk memahami pentingnya nilai-nilai kebajikan dalam setiap pengambilan keputusan, khususnya dalam konteks kepemimpinan pendidikan. Inti dari modul ini adalah bahwa seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk memiliki kompetensi teknis, tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat.
Poin-poin penting yang dibahas dalam modul ini antara lain:
- Pengertian nilai-nilai kebajikan: Modul ini menjelaskan secara mendalam tentang berbagai nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, keadilan, dan keberanian.
- Hubungan antara nilai-nilai kebajikan dan kepemimpinan: Modul ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai kebajikan menjadi landasan bagi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang etis dan berdampak positif bagi semua pihak.
- Proses pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan: Modul ini menyajikan langkah-langkah sistematis dalam mengambil keputusan yang melibatkan identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis alternatif, dan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan nilai-nilai yang dianut.
- Penerapan nilai-nilai kebajikan dalam konteks pendidikan: Modul ini memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana nilai-nilai kebajikan dapat diterapkan dalam berbagai situasi di sekolah, seperti dalam pengelolaan kelas, interaksi dengan murid, dan pengambilan keputusan strategis.
- Pentingnya menjadi role model: Modul ini menekankan bahwa seorang pemimpin harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kebajikan.
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang
bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu lawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Paradigma ini, bisa juga berhubungan dengan konflik antara kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil lawan kelompok besar.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain.
Dalam melakukan Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan, Berikut Langkah- langkahnya yang akan dilakukan:
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa Modul 3.1 ini memberikan bekal yang sangat berharga bagi guru penggerak dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin. Dengan memahami pentingnya nilai-nilai kebajikan dan menerapkannya dalam pengambilan keputusan, guru penggerak dapat menjadi pemimpin yang inspiratif dan membawa perubahan positif bagi dunia pendidikan.
Salam sehat dan Bahagia.
Salam sehat dan Bahagia.
Komentar
Posting Komentar